Sabtu, 09 Mei 2009

OPINI


HATI-HATI NONTON THE SECRET


-- Bambang Prakuso --



Film The Screet yang disutradarai oleh Rhonda Byrne sukses di seluruh belahan dunia. Selain karena ini semi dokumenter motiasi pertama yang dilayarlebarkan, film ini sarat berisi motivasi untuk mengubah mindset manusia. Seluruh media dan motivator memuji film ini yang dibintangi motivator luar biasa seperti Bob Proctor, Joe Vitale, Jak Canfield, dll. Film ini juga selalu diputar oleh para motivator dalam seminar-seminar mereka.


Sebagai seorang pelatih dan penulis Brain Power saya merasa film ini banyak kelebihan dan banyak kekurangannya sekalipun film ini dibuat oleh orang-orang hebat. Komentar saya tentang film ini antara lain: .Film ini sama sekali tidak menyinggung masalah Pikiran Bawah Sadar. Para presenter atau bintang utama di film tersebut selalu menyebutkan sebagai kekuatan universal (alam). Pikiran kita mengirimkan sinyal ke alam semesta kemudian alam semestalah yang mewujudkan impian atau harapan kita. Jika kita berpikir negatif maka alam akan memberikan hasil negatif, kalau kita berpikir positif alam akan memberikan hasil yang positif.

Saya lebih cenderung berpendapat, Pikiran Bawah Sadar yang mempengaruhi tubuh kita mengikuti apa pun yang kita pikirkan. Jadi saya berpendapat yang membuat kita positif atau negatif bukan alam semesta tapi adalah pikiran kita. Pikiran kita punya gelombang maghnit yang mampu menarik apa pun yang kita pikirkan.

Dalam film Screet disebut sebagai hukum gravitasi (The Law of Attraction). Saya menyebutnya Hukum Gravitasi Mental atau Pikiran.Joe Vitale, Bob Proctor dan pembicara lain mengatakan bagaimana alam akan memberikan semua itu tidak perlu dipertanyakan. Tidak ada logika atas semua itu. Saya mengatakan logikanya ada. Mengapa seseorang yang memvisualisasikan dirinya memiliki mobil akan mendapatkan mobil, mengapa seorang yang memvisualisasikan hidupnya sejahtera akan sejahtera….. Semua ada logikanya.

Orang sekarang perlu bukti, perlu pemahaman secara logika karenanya dalam training Brain Power yang saya berikan, saya selalu memberikan contoh logika atas semua hukum alam. Seorang peserta pelatihan Brain Power saya di Banyuwangi punya cita-cita ingin mempunyak 10 restoran. Saya minta ia membuat afirmasi dan visualisasi terhadap impiannya. Jika ia mampu berada dalam realitas, impiannya akan terkabul. Perumpamaan dan buktinya adalah seperti ini: Jika Anda berjalan dari Jakarta ke Bandung, dan sampai di Bandung ada orang yang bertanya…. Berapa mobil BMW tadi yang Anda temukan? Pasti Anda tidak akan mampu menjawabnya. Berbeda halnya kalau Anda diminta untuk menghituing berapa mobil BMW sebelum Anda berangkat dari Jakarta ke Bandung. Saya katakan kepada siswa saya yang punya impian punya restoran. Ketika ia menamkan impian itu, dalam perjalanan keseharian hidupnya ia akan menemukan orang, buku, informasi, dan sebagainya yang berkaitan dengan impiannya. Ia tidak akan menemukan hal yang sama jika ia tak pernah mengimpikannya. Inilah logika, mengapa ketika kita membuat visualisasi dan afirmasi, kita menemukan banyak sekali hal yang bisa mendukung impian itu.

Ketika saya menulis buku tentang Brain Power, hampir setiap hari mata saya tertumpu pada hal-hal yang terkait dengan brain power. Ajaibnya, tiba-tiba saja ada orang yang tertarik untuk memberikan kumpulan film-film tentang brain power kepada saya.

Jadi ada logikanya.Manusia adalah Tuhan. Saya sangat tidak setuju dengan pendapat yang dikatakan oleh para motivator. Hukum Gravitasi (The Law of Attraction) adalah ciptaan Tuhan, begitu pun huikum-hukum lainnya. Ia membuat sistem, siapa pun yang masuk dalam sistemnya akan memperoleh hasil. Jadi itu sebabnya mengapa siapa pun dia, dari agama apa pun dia berasal impiannya terkebul selama ia masuk dalam sistem The Law of Attraction). Imbalan atas kebaikan kita memberi dalam bentuk yang luar biasa... tidak berlaku di satu agama, tapi di semua agama. Tuhan menciptakan sistem itu, dan agama apa pun orang itu... selama ia memahami hukum itu dan menerapkannya dia akan berhasil.

Kalau seseorang berhasil karena ia masuk dalam sistem yang memang telah dibuat oleh yang maha Kuasa, maka itu tidak harus kita memuji diri kita sendiri dengan mengatakan kita adalah Tuhan. Saya menantang ini karena ini sama dengan menyatakan Tuhan tidak ada, yang ada sebetulnya diri kita sendiri. Sistem termasuk The Law of Attraction adalah 1 dari mungkin jutaan atau miliaran sistem yang telah dibuat oleh Sang Khalik. Siapa pun orang yang masuk dalam sistem itu berhak mendapatkan hasilnya. Hukum selain The law of Attraction ini saya sampaikan dalam pelatihan Brain Power DREAM N ACTION COMMUNITY.


-----------------------------------------


Itulah sedikit komentar saya mengenai film The Screeet. Saya sampaikan komentar ini agar Anda tidak menelan pesan yang disampaikan film ini bulat-bulat. Kita tidak perlu terlena karena presenter dalam film ini adalah motivator kelas dunia. Kita juga tidak perlu terlena karena ini adalah sebuah rahasia yang katanya telah disembunyikan orang-orang sukses selama berabad-abad.

OPINI




BAHAYA MEDIA MASSA


-Bambang Prakuso-



Bad News Is Good News... ini adalah pedoman wartawan dalam membuat berita. Berita buruk merupakan berita yang bagus untuk dipublikasikan. Jadi artinya yang masuk dalam pikiran Anda adalah sampah. Dalam pelatihan brain power diajarkan bahwa pikiran bawah sadar salah satu sifatnya tidak bisa membedakan benar dan salah. apa pun yang masuk dalam pikiran bnawah sadar akan dianggap sebagai kebenaran. Pikiran sadar boleh berita kriminal atau berita sumanto makan manusia atau ryan melakukan mutilasi itu berita yang buruk tak pantas ditonton karena tidak ada manfaatnya. Tapi Anda tetap menonton, Anda tidak tahu bahwa apa pun yang Anda tonton akan masuk ke pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar tidak bisa membedakan benar dan salah, baik atau buruk... baginya semua yang masuk adalah baik.

Dengan teori itu pantas saja jika berita ryan akan menghasilkan ryan yang lain, sumanto lain... dan berita negatif yang sama yang diberikan media baik cetak maupun elektronik. Kita boleh mengatakan tindakan ryan salah, tapi kita tidak memahami otak bawah sadar akan merespons semua yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar kita sebagai suatu kebaikan. Bagi Hitler membunuh orang tidak salah. Ia yakin itu karena ia percaya pada ajaran dan anjuran Darwinisme seperti yang dibacanya ketika kuliah. Darwin tak mungkin mengatakan ajarannya buruk. Ketika Hitler membaca buku-buku itu pikiran bawah sadar Hitler mengatakan "benar-benar" Begitu juga ketika Anda membaca komunisme... Anda membaca buku Karl Max... Pikiran A nda tak mungkin menasihati Anda... "Dul itu salah... kamu keliru. " Tidak ada itu. Sifat pikiran bawah sadar tidak bisa membedakan benar dan salah. Yang ia tahu semua yang anda baca, dengar, lihat adalah kebenaran sekalipun pikiran sadar anda mengatakan salah.

Jadi inilah yang tidak disadari oleh media khususnya para wartawan. Wartawan tidak pernah dididik NLP (Neuro Linguistic Programing). Wartawan dididik untuk memberitakan apa adanya; baik atau buruk. Celakanya semakin buruk justru dianggap semakin bagus. Cover both sides (pemberitaan berimbang) malah bikin tambah runyam lagi karena kedua belah pihak akan melontarkan pernyataan yang negatif. Andaikata ia tahu ilmu ini mungkin wartawan kita hati menurunkan berita. Ia akan meyakini apa yang ia tulis dapat menjadi pikiran bagi seseorang, pikiran akan menjadi tindakan, tindakan akan jadi karakter, karakter akan memunculkan nasib seseorang. Seorang wartawan yang menurunkan berita kriminal, mistik, gossip dll... akan menciptakan masyarakat seperti yang diberitakan.

Dulu saya adalah wartawan dan pernah jadi redaktur pelaksana, pemimpin redaksi dan pemimpin umum di media cetak. 5 tahun pertama saya bekerja di penerbitan yang menampilkan berita-berita kriminal. Tapi karena saya kurang berbakat melakukan investigasi untuk berita semacam itu saya segera dipindah jadi redaksi, sehingga pemberitaan saya yang menyangkut kriminal masih bisa dihutung di bawah angka 10. Dan saya bersyukur karena setelah itu saya pindah ke media lain dan membangun media yang positif seperti di bidang human resource, pendidikan, dan parawisata.

Sekarang saya menjadi seorang motivator sekalipun saya tidak pernah bermimpi atau bercita-cita sebagai motivator. Impian saya yang kuat untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, cerdas, mandiri, dan berbudi luhur direspon pikiran bawah sadar saya dan Tuhan. Saya menjadi motivator seolah-olah Tuhan mengatakan "Bambang sampeyan kan punya impian mulia itu... nah mulailah melatih gelandangan, anak jalanan yang hidupnya pesimis itu, para pelajar yang suka tawuran itu, para mahasiswa yang suka demo itu, para guru yang sekrang frustrasi karena di satu sisi mikirin siswa yang sudah tidak hormat pada gurunya di sisi lain gajinya masih di bawah garis kemiskinan jika diambil standard bank dunia, para pejabat yang sanat birokrat itu, para pebisnis yang tidak bisa membuat impian, para pejabat yang masih berpikir seperti orde baru dan sebagainya. Satu impian saya.... kapan saya bisa mendidik rekan atau adik-adik saya yang wartawan? Saya email semua stasiun televisi, semua media cetak... walau saya tahu apa yang saya lakukan bukan bad news.... .

Saya selalu bilang pada peserta pelatihan... Bukti wartawan suka bad newsw adalah.... walaupun hari ini saya melatih 1000 orang untuk pemberdayaan kekuatan pikiran, wartawan tidak akan tertarik untuk memberitakan. "Tapi mari kita 10 orang saja ke senayan atau istana, kita demo, bentangkan spanduk atau lempari batu senayan... Kita akan masuk koran.." kata saya. Thats is reporter. Tapi Alhamdulillah doa saya terjawab, impian saya terkabul. Saya mengalami kejaiban the power of dream untuk yang kesekian ribu kali.... Perwakilan DNA!COM di Medan telepon, mereka sedang merancang pelatihan brain power (18 Juli) bagi sekolompok wartawan di kota Medan. It's the law of attrraction.

FREATURE



Feature


"Tak Kan Kubiarkan Hidupku Tanpa Cita-Cita”


Rasanya sukar dipercaya, sebuah yayasan sosial dan anak asuh yang terletak di permukiman kumuh di daerah Koja, Jakarta Utara memiliki sebuah kesadaran tentang pentingnya sebuah dream (impian). Di dinding ruangan tamu, saya melihat potret sekelompok anak jalanan yang sedang mejeng. Yang mengharukan saya, di bawahnya tertulis “Tak Kubiarkan Hidupku Tanpa Cita-cita”.Sebagai pelatih Brain Power, saya diundang oleh lembaga yang disponsori Bank Niaga Syariah untuk memberikan motivasi kepada anak-anak terlantar, gelandangan, pengemis, preman jalanan yang dibina oleh Yayasan HIMATA.
Sebelum melakukan pelatihan (tgl 24 Februari 08), kami melakukan survey terlebih dahulu (10 Februari 08). Dari arah Yos Sudarso kami membelok ke arah Semper. Tak jauh dari Pasar Ular, kami bertanya kepada penjual buah kaki lima. Apakah mereka tahu di mana Yayasan HIMATA yang terletak di Tanah Merah. Serta merta mereka menunjuk ke arah sebuah gang.
Dengan berkendara sepeda motor kami melului gang yang sangat sempit. Hari itu tidak hujan, tapi air menggenang di sepanjang jalan. Kami melihat di tengah perkampungan ada semacam empang yang akhirnya kami tahu itu bukan empang tapi lapangan sepak bola yang tergendang air.Persis di dekat lapangan itu kami melihat sebuah bangunan yang ditunjukkan sebagai Pusat Pendidikan yang dimiliki Yayasan HIMATA.
Hari itu Sabtu, jadi tidak ada seorang pengurus pun yang bisa membantu kami untuk menunjukkan di mana pelatihan Brain Power itu akan dilangsungkan. Setelah menelepon ketua Yayasan kami dipandu untuk menuju tempat lain yang lumayan jauh dari pusat pendidikan dan asrama putri yayasan tersebut. Kami dipandu dengan sepeda menyusuri gang-gang sempit yang penuh kubangan air.
Sampai akhirnya kami di sebuah rumah yang cukup besar dan bagus. Ternyata itu adalah Yayasan HIMATA. Kami langsung dipertemukan dengan pemimpin Yayasan bernama Pak H Siswandi.Kami sangat terkesan dengan sambutan beliau setelah mengetahui kami adalah team yang akan melatih brain power beberapa minggu lagi di sana. Ia tampak sangat senang dengan pelatihan BRAIN POWER yang akan kami adakan.Kami diperkenalkan kepada penghuni rumah singgah yang sekaligus kantor yayasan HIMATA. Mereka adalah anak jalanan yang terlantar di jalanan, sebagian tidak punya orangtua lagi. Sebagian dari mereka sehari-hari hidup di jalanan sebagai tukang semir sepatu, penjual koran, preman jalanan, pedagang asongan dll. Sore hari mereka tidur di rumah singgah yayasan.”Saya membangun gedung yayasan ini dan gedung sekolah bernilai ratusan juta itu melalui keyakinan dan dream,” ujar Pak Sis (panggilan akrab Pak H. Siswandi). Tidak terlalu mengherankan mengapa pemikiran dan wawasan Pak Sis demikian maju, masalahnya ia mengaku sudah mengikuti pelatihan yang biayanya jutaan sampai belasan juta.”Semua saya dapatkan secara gratis,” ujarnya.
Dakwah DreamBayangan kami tentang Pak Sis, ternyata jauh berbeda dengan anggapan kami selama ini pada kebanyakan yayasan sosial dan pendidikan yang dikelola LSM apalagi berbasis Islam. Ketika berbicara dream apalagi brain power, banyak lembaga berbasis keagamaan gamang apakah pelajaran BRAIN POWER ini bisa diajarkan ini sesuai dengan aqidah? Kegamangan ini karena BRAIN POWER banyak bermain dengan logika dan mengutip pendapat para pakar yang sebagian memang bukan muslim. Selama ini kami cukup berhati-hati untuk menyampaikan BRAIN POWER di depan para pemuka agama yang ortodoks. Untuk bisa meyakinkan bahwa BRAIN POWER tidak akan merusak aqidah kami memetik beberapa ayat Alquran seperti surat Ar Raad yang menyatakan ”Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak mengubahnya”. Lalu kami menghubungkan ini dengan pendapat motivator barat bahwa ”Kaya bukanlah nasib tapi pilihan”. Jadi Takdir bisa diubah, sebab rezeki pun ada yang bisa dicari hanya dengan jika kita berusaha di samping rezeki yang memang sudah dijamin dan merupakan hak kita. Tidak benar, bahwa orang non-Islam diberikan keistimewaan dibandingkan ama Islam. Semua manusia punya kesempatan yang sama tanpa memandang dari mana agamanya berasal, sepanjang mereka mengerti hukum alam semesta (universal of law). Bahwa ajaran ikhlas, ajaran memberi-menerima, berbuat baik bukanlah hanya milik Islam, tapi berlaku di seluruh dunia. Siapa yang masuk dalam hukum atau sistem itu akan meraih sukses.


Kebersamaan
Kesan kami harus berhati-hati mengajarkan BRAIN POWER ini serta merta hilang di Yayasan HIMATA, Pak Sis yang ketua Yayasan itu ternyata pemahamannya tentang BRAIN POWER dan POWER OF DREAMS kami yakini jauh dari wawasan kami, sebab bagaimana pun beliau sudah ikut pelatihan luar biasa dari lembaga selain kami. Bahkan beliau sudah bisa menilai mana lembaga yang bagus, serius, bermanfaat, maupun yang main-main.Karena selepas Ashar hujan deras, maka kami tidak jadi pulang. Kami ikut berjamaah Maghris bersama pak Sis dan anak-anak asuhnya yang saya hitung kala itu sekitar 30 orang. Usai shalat, Pak Sis yang menjadi imam memberikan wejangan. Hebat, dia bicara soal dream... sebuah wejangan yang baru kali ini kami dengar dari seorang pimpinan yayasan pendidikan yang berbasis Islam. Lalu ia mempersilakan saya dan staf saya untuk memberikan sekadar pengantar terhadap pengetahuan yang akan kami ajarkan nanti. Ketika kami menyampaikan beberapa hal tentang BRAIN POWER semuanya menatap kami dengan serius, seperti tak sabar pelatihan itu bisa segera dilaksanakan. ”ya... saya seperti tak sabar menunggu tanggal 24,” ujar Pak Sis.Sambil menunggu hujan reda, Pak Sis menawarkan kepada kami bagaimana bila BRAIN POWER ini kami masyarakatkan di kalangan anak terlantar di seluruh Indonesia dengan dimulai dari Jakarta. Tanpa menunggu selesai ia bicara saya langsung setuju. ”Bapak silakan kumpulkan semua gelandangan, pengemis, pengasong, pengamen, dan preman jalanan. Saya akan memberikan pelatihan ini untuk mereka gratis,” kata saya memotong pembicaraannya. Air mukanya terlihat sangat antusias, ia langsung menyampaikan berita baik ini pada staf pengurus yayasan yang lain agar menjadi koordinator atas niat baik ini. ”Kami usahakan ada pejabat atau dermawan yang bisa membantu program ini,” ujar Pak Sis.
Tinggal sebentar dengan para anak jalanan di yayasan HIMATA sungguh sangat membahagiakan. Sekitar 30 anak shalat bersama, makan bersama dalam satu wadah, dan belajar bersama, serta berlatih sesuatu yang bermanfaat. Pelatihnya dari kalangan mereka sendiri yang punya potensi. ”Kami sedang membuat latihan drama anak jalanan yang akan disuguhkan di Japan Foundation bulan Juli nanti,” kata Pak Sis. Kami juga memiliki pelatih bahasa Inggris. Siapa pelatih main drama dan bahasa Inggris itu? Ternyata anak jalanan dan pengasong yang berhasil dibimbing oleh yayasan HIMATA. Sistem itu mirip dengan strategi DNA COM (Dream N Action Community) yang akan merekrut orang-orang yang berhasil dibina untuk membina orang-orang lain agar seperti mereka.Sebelum kami kembali dari yayasan HIMATA kami sempat diperlihatkan produk sabun cair hasil produksi anak-anak jalanan yang dibina oleh HIMATA. Luar biasa! Kesan kami, betapa bagianya hidup bersama kaum marginal. Lebih bahagia lagi betapa bangga dan bahagianya bisa membangkitkan kepercayaan diri dan dream mereka. Kami yakin, pelajaran BRAIN POWER yang akan kami sajikan nanti bisa membuat mereka semakin yakin, bahwa sukses dalam hal apa pun bukanlah nasib, tapi pilihan. *** bambang prakuso.

FEATURE




BUKTI HUKUM MEMBERI DAN MENERIMA

- Bambang Prakuso -





Kami melatih di Yayasan Himatta sudah lebih setahun. Sekalipun disponsori oleh sebuah bank, namun tidak berarti kami mendapatkan uang untuk itu. Sponsorship yang diberikan bank seluruhnya untuk biaya konsumsi anak-anak jalanan yang ada di Yayasan tersebut. Kami tidak pernah menanyakan berapa kami akan diberi untuk memberikan pelatihan itu. Kami juga tidak pernah berangan-angan setelah pulang kami akan diberikan honor. Kami begitu senang bisa diberi kesempatan melatih anak-anak jalanan itu. Bahkan secara pribadi saya bermimpi untuk bisa melatih para penyandang sosial seperti tuna susila dan orang-orang yang beraeda di penjara.


Pelatihan kami di Yayasan Himmata adalah pelatihan saya dan DNA dalam hitungan kurang dari 10. Kl gak salah ini pelatihan yang ke 6. Dan dari 6 pelatihan itu, hanya 1 yang kami dibayar yakni di sebuah CV. Tak apa-apa toh memang saya tak punya impian jadi motivator. Biaya hidup saya dan operasional DNA kami dapatkan dari pekerjaan saya sebagai HRD di sebuah perusahaan yang akhirnya saya tinggalkan.

Ikhlas adalah kepasrahan total. Ketika kita memberi, melakukan, mengerjakan sesuatu secara ikhlas dari lubuk hati yang dalam, maka kita akan mendapatkan keajaiban yang tidak di sangka-sangka datangnya. Jika itu sebuah pemberian maka Tuhan akan membalaskan langsung di dunia, jika itu sebuah perlakuan zalim dan kita ikhlas menerimanya maka laknat Tuhan akan datang pada orang yang menzalimi kita. Itulah yang saya alami.

Apa yang saya dapatkan dari pelatihan di Yayasan Himmata? Saya dapat sekeranjang buah yang diberikan pada saat akhir acara. Yang kedua, saya mendapatkan video lengkap jalannya acara pelatihan dari mulai awal sampai akhir yang diambil oleh salah seorang panitia dari sponsor, ketiga ganti ongkos Rp 150 ribu. Kami tidak pernah meminta, tapi kami diberi. Pemberian yang ikhlas.

Pemberian terbesar yang tak ternilai dari Yayasan Himmata adalah video itu. Video berdurasi sekitar 1 jam itu kami sunting menjadi 8 menit dan kami jadikan semacam klip promosi kami. Jelas sekali dalam klip itu Pak Siswandi (pimpinan yayasan) berkata "Kita bersama Pak Bambang akan keliling Jakarta dan seluruh Indonesia untuk mengubah mindset set bangsa Indonesia."

Siapa sangka doa anak-anak yatim, anak jalanan, anak terlantar tersebut segera direspon oleh Allah SWT. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan saya mulai mendapatkan panggilan melatih dari beberapa lembaga.... dan impian itu benar-benar menjadi kenyataan. Sampai hari ini saya dengan nama DNA telah keliling lebih dari 30 kota di seluruh Indonesia mulai dari Medan, Batam, Jambi, Lampung, sebagian besar kota di Jateng dan Jatim, NTB dan Sintang Kalimantan. Tidak saja yang komersil tapi juga yang non-komersil. Dalam setiap kali pelatihan untuk masyarakat menengah bawah saya tak pernah menetapkan honor. Bahkan seringkali saya tidak enerima apa pun bahkan beberapa kali malah nombok. Tapi tidak apa... ini konsekuensi dari impian saya untuk menurunkan angka kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan mentalitas negatif masyarakat Indonesia. Ingatlah ketika dream dibuat, main-main atau sungguhan, dia akan menjadi kenyataan.... seperti yang saya alami... ketika saya punya dream semacam itu... maka saya dihadapkan pada masyarakat bawah mulai dari gelandangan... saya juga harus melatih para pelajar, mahasiswa, para guru, pedagang ekonomi lemah, yang bukan saja jarang ikut pelatihan semacam ini tapi pada awalnya memiliki mindset negatif akan pentingnya sebuah pelatihan.***

FEATURE



CATATAN UNIK PERJALANAN


Bambang Prakuso



Ban Lepas
Jarak antara Bandar Lampung ke Bandar Jaya cukup jauh. Sekitar 3 jam perjalanan. Ketika itu saya diminta oleh Pak Azwir Amir Siaru untuk mendampinginya melatih pelajar-pelajar di SMA Lampung Tengah. Pak Azwir adalah seorang anggota DPRD Lampung yang ingin mencalonkan diri lagi menjadi anggota Legislatif.
Kami naik mobil Kijang dari Bandar Lampung. Saya, Ibu Tuti, Pak Nas, dan 1 teman bersama sopir. Di perjalanan tiba-tiba saya mendengar suara braaakk, yang diiringi dengan menggelindingnya ban mobil kea rah jalan. Ban mobil siapa? Ternyata ban mobil kami. Ban terus menggelinding ke depan. Untungnya dari arah depan tidak ramai lalu lintasnya. Ada dua sepeda motor yang sempat menghindar ketika roda itu menggelinding. Lalu kami berhenti dan sopir mencari bannya. Dari arah depan sebuah trailer berhenti di dekat mobil kami, dan dari mobilnya ia mengeluarkan ban. “Ini ban Anda,” kata keneknya sambil menyerahkan ban. Ia menceritakan kalau ban kami menggelinding dan masuk ke bawah kolong trailernya dan terseret oleh mobilnya.


Lukisan dari Bawah Sadar
Di Medan ada seorang wanita peserta pelatihan brain power yang menemui saya setelah pelatihan selesai. Dia menceritakan kebiasaannya yang aneh yakni menciptakan lukisan orang yang didorong oleh petunjuk dari dalam dirinya. Ia ingin sekali memamerkan lukisan yang ia percaya keluar dari bawah sadarnya. Berdasarkan yang saya pelajari, wanita ini adalah indigo, ia dapat melihat mahkluk-makhluk asing yang orang lain tidak bisa melihatnya. Kemudian ia mencoba melukisnya. Sayang saya tidak bisa membantu menciptakan sebuah pameran untuk memamerkan lukisannya. Masalahnya, walaupun saya pernah menjadi HRD di sebuah perusahaan pameran dan lelang lukisan bertaraf internasional, saya pesimis karyanya bisa disertakan. Syarat untuk terjual di pameran, sebuah lukisan harus hasil karya pelukis ternama yang sudah punya nama.

Gadis Indigo

Ketika saya menyinggung istilah indigo dalam sebuah pelatihan brain power di Batam, seorang ibu menceritakan kalau anak yang ikut di sebelahnya dalam pelatihan saya seorang yang indigo. Ia bisa melihat mahkluk-mahkluk yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Ia bertanya apakah mahkluk itu benar ada atau tidak. Setahu saya, sebagai umat beragama... mahkluk lain selain manusia ada, seperti jin. Jin bisa dilihat oleh orang-orang tertentu. Termasuk mungkin si gadis karena ia dianugerahi oleh Tuhan untuk dapat melihatnya. Tapi dari sisi psikologi, penampakan tersebut dianggap hanyalah halusinasi. Sepengetahuan saya seorang menjadi indigo sebelum ia bersia 6 tahun, setelah itu hilang. Anak indigo konon mengenal gelombang pikiran selain Betha, Alpha, Theta dan Delta. Salah satu ciri anak indigo adalah memiliki tidur yang lebih panjang, misalnya lebih dari 8 jam. Secara logika, gelombang Theta memang berada di dekat gelombang Deltha. Orang yang banyak tidur tentu mengalami banyak gelombang Theta, karena itu mereka sering menemukan pengalaman-pengalaman gaib. Yang sulit saya jawab adalah penyembuhannya, karena saya tidak banyak mempelajari referensi tentang indigo. Gadis itu menginspirasi saya untuk mencari tahu lebih banyak tentang indigo.

Dukun Pelet

Karena acara pelatihan di Jawa tidak jadi, maka saya memutuskan untuk berada di Batam sampai hari Minggu. Dan saya minta EO di Batam untuk mencoba mengadakan pelatihan hari Sabtu dan Minggu. Lalu kami memutuskan untuk pergi memberikan pelatihan di Tanjung Pinang. Untuk itu sehari sebelum hari pelatihan, EO saya harus mencoba memasarkan pelatihan itu di Tanjung Pinang. Kemudian sore harinya saya dan Agus (EO tersebut) berangkat ke Tanjung Pinang dengan mengendarai speed boad.
Uang kami tidak terlalu banyak, karena itu teman saya menawarkan saya untuk menginap di rumah temannya. “Tapi lebih baik kita tidur di rumah Rio saja, karena rumah temannya yang awalnya mau dituju tidak ada di rumah dan rumahnya jauh.” Rio adalah seorang teman yang baru dikenal Agus namun memiliki perhatian yang penuh terhadap masalah pikiran bawah sadar. “Rio ingin sekali bertemu dengan Bapak. Saya tidak bisa menjawab pertanyaannya tentang pikiran bawah sadar,” ujar Agus.
Kami pun sesampai di pelabuhan Tanjung Pinang menuju rumah Rio dengan bis. Menurut saya Rio ini orang yang luar biasa. Bayangkan, ia menunjukkan kepada saya setumpuk buku-buku tentang pikiran dan motivasi. “Saya tidak akan membeli buku kalau tidak ada kata pikiran bawah sadarnya,” ujar Rio. Ia bukan saja hapal judulnya tapi juga penulisnya. Semua buku-buku tentang pikiran bawah sadar itu dikeluarkannya, bahkan ada beberapa yang sudah kucel bahkan tak bersampul.
“Saya sudah habis puluhan juta rupiah pak untuk membeli alat pelet dari para dukun, tapi hasilnya tidak ada. Beberapa tahun lalu saya meninggalkan kebiasaan itu dan mengalihkannya untuk membeli buku-buku tentang pikiran,” ujarnya. Ia begitu semangat curhat tentang keingintahuannya tentang pikiran bawah sadar. Sampai jam 2 malam saat saya sudah terkatuk ia dengan semangat terus bertanya.
Esoknya ia mengikuti pelatihan saya. Dan apa yang terjadi setelahnya? Ia menelepon saya esok harinya. “Pak luar biasa.... setelah menerapkan ilmu bapak, saya langsung dapat dua cewek singapur.”

Guru Sertifikat
Lain padang lain belalangnya. Saya mengalami pengalaman yang cukup unik ketika melatih para guru di beberapa kota di Jawa. Di sebagian tempat, guru-gurunya begitu tekun mendengarkan presentasi saya tentang brain power, tapi di beberapa tempat yang lain seperti di Lumajang misalnya, ada beberapa guru yang setelah 2 jam seperti cacing kepanasan, pengen segera pulang dan mendapatkan sertifikat.
Tapi syukur Alhamdulillah karena kalaupun ada dari satu kelas, hanya ada sekitar 20% yang datang ke pelatihan terbiasa untuk mengejar sertifikat bukan pelatihannya. Tapi sebagian besar peserta saya lihat ada yang tekun mendengarkan pelatihan saya sampai selesai. Bahkan ada beberapa yang menganggap waktu pelatihan ini sangat pendek.
Memang saya menemukan ada kesalahan pemerintah dalam hal pemberian pelatihan. Para guru yang mau naik jabatan diharuskan mengikuti pelatihan-pelatihan. Makin banyak sertifikat yang mereka kumpulkan semakin besar kemungkinan mereka untuk meraih kenaikan pangkat atau golongan. Jadi wajar saja jika kemudian banyak sekali penyelenggara pelatihan yang kurang mengutamakan mutu pelatihannya, melainkan mengutamakan pengadaan sertifikat. Jadi tidak heran jika pelatihan yang ada banyak yang bersifat formal dan membosankan. Agar pelatihan itu berbobot maka yang diundang jadi pembicara adalah tokoh pendidikan, seperti yang pernah saya tahu mantan Mendiknas. Anda bisa bayangkan bagaimana rasanya mengikuti seminar formal dengan peserta pelatihan sampai 1000 orang.

Membalik Paradigma
Di Sintang Kalimantan Barat ada kebiasaan peserta pelatihan dibayar. Jadi pemerintah daerah di sana sempat kaget dan mentertawakan ketika perwakilan kami di sana, Pak Wawan, memiliki rencana menyelenggarakan pelatihan brain power dengan memungut bayaran dari peserta. “Kamu ada-ada saja Wan, mana ada orang mau datang ke pelatihan kalau disuruh bayar. Diberikan honor aja masih banyak yang tidak datang.
Penyelenggaraan pelatihan brain power di Sintang yang memungut bayaran Rp 100 ribu di Sintang ternyata sukses besar. Akademi Perawat Kesehatan Sintang bersedia mengirimkan 300 mahasiswanya. Kesadaran dari pimpinan Akper itulah kemudaian yang membuat Pak Wawan berani mendatangkan saya ke Sintang. Apalagi Pemda memberikan dukungan memberikan biaya transportasi PP dan hotel bagi saya.
Kehadiran 300 mahasiswa plus sekitar 50 masyarakat Sintang membuktikan bahwa DNA!COM dengan brain powernya mampu membalik paradigma bahwa masyarakat kita masih ada yang mau mendapatkan ilmu sekalipun mereka harus membayar.


Disuruh bayar mana mau?
Saya agak kasihan juga dengan EO saya di Jambi. Masalahnya mereka jauh hari mempersiapkan saya hadir di Jambi tapi salah strategi. Saya diundang ke Jambi untuk membawakan pelatihan brain power dasar dan preview mengenai DNA!COM di salah satu universitas di Jambi. Saya tahu bahwa namanya preview saya tidak akan dibayar. Tapi tidak ada masalah bagi saya, yang penting EO-nya bisa membayar akomodasi dan transportasi saya.
Begitu turun dari pesawat saya langsung ke universitas tempat di mana saya harus melakukan presentasi. Sambutannya cukup baik dari pihak senat. Tapi saya kaget karena di spanduk ditulis dalam 3 jam saya harus bisa menyampaikan materi tidak saja brain power, tapi juga rahasia mulai usaha dengan modal orang lain, dan cara melamar kerja, serta preview DNA!COM.
Terus terang saya bingung dan tidak tahu bagaimana semua materi bisa saya sampaikan dalam waktu 3 jam. Saya merasa tidak nyaman saat itu. Kalau saya sampaikan sekilas pasti mahasiswa itu kecewa, kalau saya sampaikan brain power saja mereka juga kecewa. Lalu saya ambil keputusan untuk meringkas semua materi pelatihan dalam waktu sangat singkat. Dan saya merasa tidak puas dengan apa yang telah saya lakukan.
Saya kecewa sekali ketika ketua senatnya berkata pada saya, “Pak di sini jangankan yang bayar, yang gratis pun mahasiswa di sini sulit mau datang ke seminar.” Saya Cuma berpikir, kalau SAR (sistem aktivasi retikular) di kepala ketua senat itu sudah negatif, bagaimana mungkin motivator mau datang ke Jambi.
Saya minta pada EO di Jambi agar lebih selektif dalam melakukan promosi agar tidak rugi materil dan moril.

FEATURE



KEKUATAN DOA DAN IMPIAN

- Bambang Prakuso -



Masih tentang Yayasan Himata. Ada sebuah cerita dari pimpinan yayasannya Drs. H. Siswandi... tentang kekutan doa dan impian. Ia bercerita priadi kepada saya. Beberapa tahun lalu Istana Anak Jalanan ini berupa sebuah gubuk yang dikontrak H. Siswandi dan istrinya. Pak Sis, begitu nama panggilannya, hobinya aneh... mengumpulkan anak jalanan, anak gelandangan, anak terlantar dan sejenisnya di rumahnya yang gubuk di Koja Jakarta Utara itu. Dia datang ke terminal, stasiun, untuk mencari anak jalanan yang sedang tidur dan diajak tinggal di rumahnya.

Dalam wktu singkat rumahnya menjadi rumah singgah. Sebagian anak-anak betah tinggal di rumah Pak Sis, tapi sebagian ada yang kabur memilih untuk tidur di terminal.

Setiap habis shalat bersama, Pak Sis minta semua anak-anak yang ikut shalat supaya berdoa dan bermimpi agar di tempat mereka tinggal sekarang akan ada sebuah istana anak jalanan.

Seperti yang saya alami ketika saya memperkuat impian saya, maka sebelum Allah merespon kita diuji dulu dengan penderitaan yang luar biasa. Waktu itu saya keluar dari pekerjaan atas permintaan sendiri. Begitupun yang dialami oleh Pak Siswandi... mereka tiba-tiba diusir oleh pemilik rumah dengan alasan rumah itu tidak lagi dikontrakkan tapi mau dijual.

Betapa sedih hati Pak Sis dan anak-anak, mereka terpaksa mencari tempat baru. Tapi rumah itu sudah terlanjut di doakan dan dibuat impian.

Luar biasa... rumah yang telah diselimuti aura doa dan impian itu tidak pernah bisa laku dijual oleh pemiliknya, bahkan dijual murah sekalipun. Sampai akhirnya pemilik rumah meminta Pak Sis tinggal lagi di rumah itu dan kalau bisa membelinya. Dalam beberapa waktu Pak Sis bisa membeli rumah itu. Anak-anak semakin gencar bermimpi dan berdoa. Apa yang terjadi? Dengan berbagai keajaiban, Istana anak-anak itu berdiri megah sekarang. Dua lantai dan semuanya terbuat dari beton. It's The power of dream and prayer.

ARTIKEL




Tips
SEHARI SEBUAH STRATEGI

-BAMBANG PRAKUSO -



Saya punya beberapa buku strategi perang Sun Tzu yang ditulis oleh beberapa penulis. Termasuk di antaranya 100 Strategi Perang Sun Tzu yang disajikan dengan format komik oleh Wang Xuanming. Buku ini saya beli sekitar 5 tahun lalu, tapi saya baru membaca hanya beberapa strategi saja. Dan saya pun lupa apa saja strategi itu.
Suatu hari saya diundang bertemu teman di Blok M untuk membicarakan sebuah bisnis. Saya adalah orang yang selalu membawa buku kemana pun saya pergi, minimal notes dan pulpen. Kali ini saya membawa buku 100 strategi perang itu. Dalam perjalanan menuju ke Blok M saya membaca salah satu strategi. Hanya 3 halaman, itu pun sebagian besar gambar. Praktis untuk membaca buku itu saya cuma butuh waktu kurang dari 2 menit.
Saya membaca strategi “Jika pasukan kita lebih kecil dari musuh.” Saya tidak tergoda untuk membaca yang lain. Sepanjang perjalanan saya mengingat-ingat strategi perang itu, saya menghubungkannya dengan kehidupan. Ketika saya sudah bertemu dengan teman saya, tiba-tiba strategi yang saya baca tadi berkelebat. Sampai saya pulang, menjelang tidur strategi tadi kembali terngiang, sehingga saya mengingatnya dengan jelas.
Lalu muncul ide dalam diri saya.... “Saya ingin menguasai strategi dalam buku ini semua.” Saya tak perlu membaca buku semua dalam sehari, tapi 1 hari cukup satu. Setiap hari, baik pagi, siang, sore atau malam... saya memaksakan diri saya membaca 1 strategi lagi dan lagi.Hasilnya ternyata luar biasa, saya dapat menghapal dan memahami semua strategi dengan baik dalam waktu 100 hari. Secara otomatis strategi itu muncul mana kala saya menghadapi persolan di bidang human resource maupun marketing.
Cobalah lihat kembali buku dalam perpustakaan pribadi Anda. Carilah buku yang dapat dipakai sebagai pedoman hidup, tapi Anda belum sempat membacanya. Seberapa pun tebalnya. Cobalah mulai membacanya secara cicil, cukup 3 halaman per hari. Rasakan, pemahaman Anda jauh lebih baik daripada Anda membaca seluruhnya dalam waktu 1-2 hari.
Lalu saya pun berpikir, Andai kata dalam sehari saya menulis 1 saja tips hidup, dalam setahun saya bisa menulis 360 tips yang bisa saya gunakan untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain. Tips ini terbuat dari gagasan saya sendiri dan orang lain yang memunculkan gagasan baru. Bacalah tiap hari 1 tips dan renungkan. Praktekkan dalam kehidupan Anda. informasi ini akan keluar dengan sendirinya dari pikiran Anda yang hebat, tanpa perlu Anda perintah. Ia akan menjadi strategi bagi Anda untuk menghadapi segala permasalahan hidup.

ARTIKEL




ARTIKEL

Tak Selamanya Guru Lebih Hebat
Bambang Prakuso



"Pak trimakasih bwt plthan brain powerx.skrg sya bs mrskan mnfaatx yg bsar skli...trmakash pak..." demikian bunyi SMS utuh yang berasal dari Putri siswi SMP 2 Tulung Agung. SMS ini satu dari ratusan SMS yang pernah saya terima dari peserta pelatihan Brain Power yang saya berikan secara langsung. SMP Tulung Agung sendiri sudah 2 kali mengundang saya dalam waktu kurang dari sebulan.
Sebagai pelatih saya sendiri sering tidak tahu bagaimana seseorang bisa memanfaatkan ilmu saya untuk sukses mereka. Tak terkecuali Pertanyaan itu saya ajukan pada Putri. Ia menjawab, "Dgn mditasi rngan sya mrsa lbih tnang,bsa mnciptkan neuron koneksi llu pda saat prktek alhamdullih brhsil dg hsil yg Baek.sya bs sdkit2 mrubah sifat2 negatif dlm diri saya dg mrbah kyknan sya yg slah.sya bs lbh ykin pd dr sya,lbh pd.dan msh bnyk lg.."
Pertanyaan yang sama juga pernah saya tanyakan kepada peserta di Tnjung Pinang yang mengaku dengan ilmu saya dia bisa dapat dua cewek Singapur sekaligus, padahal selama ini dengan jimat harga Rp 5 juta pun gak bisa. Saya ingin tahu karena saya sendiri pernah kesulitaan cari istri. Mendengar jawabannya barulah saya sadar, memang ada bagian pelajaran saya yang ia kembangkan.
Saya juga pernah didatangi ahli rukhyah (pengusir setan). Dia mengucapkan terimakasih karea kini tugasnya mengusir setan lebih mudah. Saya juga tanya di bagian mana dari pelajaran saya yang bisa memudahkan mengusir setan. Terus terang sya sendiri gak permah mengusir setan. Dari penjelasannya saya paham memang ada bagian dari materi saya yang jika dikembangkan mempermudah menaklukkan setan.
Seorang guru memang tidak harus lebih pintar dan beruntung dibandingkan muridnya. Apa yang dialami peserta pelatihan saya membuktikan itu. Saya pernah melatih orang cara melamar kerja. Dengan trik itu dulu dari 5 lamaran saya 3 dibalas oke untuk wawancara. Tapi ada seorang peserta pelatihan saya yang mengaku setelah ikut latihan dari 10 lamarannya 12 dibalas. Anehkan. Tapi ini fakta dan pengakuan.
Saya juga mengajarkan rahasia mulai usaha dengan modal orang lain. Dari 6 kali aaya mendapatkan modal tanpa jaminan paling tinggi saya dapat Rp 400 juta. Tapi seorang yang mempelajari ilmu saya, bisa dapatkan Rp 1 milyar tanpa jaminan.
Itulah bukti guru tdak harus lebih hebat dari orang yang dididik atau dilatihnya. Anda bisa lebih hebat. Tiada yang lebih menggembirakan dari seorang guru mana kala dengan ilmunya seseorang bisa sukses dan bahagia. (Di Bis Damri Lampung -Jakarta 17 Mei 2009)***

FEATURE




FEATURE:


DI PUNGGUNG TUKANG OJEK


Bambang Prakuso



Jadi motivator enaknya bisa keliling Indonesia. Rasa capek menyebrang pulai, naik gunung, melintasi empang, jalan jauh menjadi tidak terasa. Beberapa waktu lalu saya diundang melatih di Kediri, terus ke Tulung Agung. Rencananya besoknya harus ke Pacitan. Dari Tulung Agung infonya Pacitan dekat. Paling kalau berangkat dari Tulung Agung lewat Trenggalek 3 jam nyampe. Karena gak terlalu jauh maka saya berangkat dari Tulung Agung ke Trenggalek jam 8 pagi. Sampai di Trenggalek jam 10. Saya tanya mana bis yang mau ke Pacitan, dan jam berapa nyampe disana? Kondekturnya bilang jam 4 sore. Waduh acara jam 12 kok nyampe jam 4 sore. Untung ada penumpang yang saran agar naik yang ke Ponorogo, bisa lebih cepat. Jam 2 bisa nyampe. Haaa jam 2? Bisa bubar pesertanya sblm saya datang. jAlan lain ga ada. Ya udah pasrah sajalah.
Naiklah saya bis yang ke Ponorogo , walau bisnya lemot n sering ngetem Pengen stres. Tp percuma mending pasrah. Akhirnya nyampe di simpang apa saya lupa. Dari sana ada bis yang mau ke ponorogo. Tapi kata orang di sana, nyampenya jam 3. Waduh. Gak bisa. Ini dah jam 12, panitianya udah pada panik.
Saya coba mampir ke warung. apa ada ojek yang bisa bawa ke Pacitan. Alhamdulillah ada walau ongkosnya Rp 100 ribu. Jam 2 Insya Allah nyampe kata tukang ojeknya.
Lalu jadilah saya naik ojek sepeda motor ke Pacitan Barang bawaan saya betul2 ngeruepoti. Ada koper besar isinya LCD komputer dll. Ada ransel isinya baju dan macem-macem. Naik motor menyusuri bukit, di kiri jurang menganga. Itu sih bagus, yang menyedihkan hujan mana tanahnya berlumpur. Ya udah kan ada mantel. Oh inilah tanah kelahiran sang presiden RI Bambang Yudhoyono. Tapi ngomong2 apa Pak Yudhoyono tahu saya lagi di Pacitan mau memperbaiki mindset wong Pacitan? Ah mana tahu dia. Dia kan di Istana atau mungkin dusuk di mobilnya yang mewah gak kehujanan atau kepanasan seperti saya. Persamaan kami cuma sya dan SBY sedang melakukan tugas untuk bangsa dan negara. Persamaan kedua adalah nama sya dan SBY sama-sama pakai Bambang.
Dekat terminal tukang ojek baru menjawab pertanyaan saya, "ini di daerah ini kampungnya SBY," katanya sambil menunjuk ke arah terminal. Ya udahlah yang penting.sdh tahu tanah kelahiran SBY.
Pas jam 13.30 ojek nyampe. Acara pelatihan dimulai telat jam 14.30. Tak apalah telat dari pada tidak sama sekali. ***

ARTIKEL




Apapun Mungkin
(Anything Is Possible)

Bambang Prakuso




Ketika saya SMA saya sangat rajin menulis buku harian. Itu sebabnya mengapa saya sudah melahirkan buku Agenda dan Buku Harian (Grafiti Press) dan Rahasia kekuatan Catatan Harian (Pinus). Tapi sejak saya punya pacar saya jadi gak produktif lagi menulis buku harian. Pasalnya kita sering bertengkar karena rahasia pribadi yang sya tulis di buku harian diketahui karena dia sering buka buku harian saya secara diam-diam.
Lalu saya putuskan untuk beli buku pelajaran stenografia (tulisan cepat yang bentuknya macam cacing). Saking inginnya menguasai ilmu itu, pelajaran yang diajarkan selama 3 tahun oleh pelajar SMEA itu saya kuasai dalam waktu kurang dari 2 bulan. Saya tulis info rahasia dengan tulisan steno. Nah kemudian tdak lag trjadi pertengkaran, karemna si doi gak bis baca tulisan cacing itu. Pertengkaran terjadi lagi karena doi gak mau kalah, dia juga belajar steno untuk bisa baca tulisan saya.
Saya bukan mau cerita tentang pacar saya yang usil atau menasihatkan anda hati-hati punya pacar resek. Saya hanya ingin bilang ke anda pikiran kita amat dahsyat, apalagi jika sisorong oleh motivasi yang tinggi, orang Sunda bilang, "Anything is p0ssible". Bayangkan materi pelajaran untuk 3 tahun bisa saya kuasai kurang dari 2 bulan.

---

Sekitar beberapa bulan lalu, karena saya menagku Gaptek soal bikin website, saya ditawari website dengan harga 3 juta (harga khusua dan paling murah). Waktu itu saya berpikir web penting, tapi saya berpikir masak sih saya gak bisa bikin web sendiri. Toh bukunya seabreg2 di toko buku.
Karena saya merasa web memang perlu dan web lama sudah habis kontraknya maka saya putuskan beli 2 buku tentang bikin blog. Saya pilih bloger. Selama 2 hari dari pagi sampai jam 12 malam saya tongkrongi laptsaya. saya mulai membangun website saya. www.indonesiadream09.blogspot.com. Pertama saya utak-atik aja dulu web itu. kalau ada masalah baru lihat buku. Eh jadi. Malah seperti dapat istri baru, eh maksudnya mainan baru saya tiap jam merevisi web itu. Waktu saya infokan ke orang yang nawari bikin web seharga Rp 3 juta dia kaget. Berapa kamu bayar bikin web itu? ujarnya, Saya jawab gratis. Dia cukup kaget karena sdh lumayan profesional untuk seorang pemula. Saya bahkan bisa memasukkan menu penghitung akses (saya bisa tahu berapa banyak setiap hari yang masuk ke web kami. Dan saya jga bisa memasukkan fasilitas komunikasi chating.
Bukan itu doang. Sekarang saya jadi rajin menulis artikel dan uneg-uneg. Kalau dulu karena kesibukan saya gak sempat nulis karena merasa lamalah baru bisa dipublikasikan, sekarang jadi power rangers alias berubah. Di perjalanan menuju ke tempat pelatihan baik di pundak tukang ojek, di speedboat, di bis kota, di sela sela jam kosong saya asyik ngetik apa yang saya pikirkan di atas communicator saya. Apa yang terpikir saya tulis untuk saya bagikan kepada bangsa ini.
Saya juga otomatis mempelajari dan membuat facebook dan freendster. Lewat kedua web itu saya mempromokan www.indonesiadream09.blogspot.com. Walau gratisan tapi gak kalah dengan yang bayar.
Nah rekan-rekan kalau mau menguasai ilmu gak sulit kan? Sing peting ada kemauan. Modus operandi seperti itulah dulu yang saya gunakan waktu bekerja. Gak heran jika dari 18x saya pindah kerja 14 kali menduduki to management (ya manajer ke atas lah). Its the brain power. ***