Sabtu, 09 Mei 2009

FEATURE



CATATAN UNIK PERJALANAN


Bambang Prakuso



Ban Lepas
Jarak antara Bandar Lampung ke Bandar Jaya cukup jauh. Sekitar 3 jam perjalanan. Ketika itu saya diminta oleh Pak Azwir Amir Siaru untuk mendampinginya melatih pelajar-pelajar di SMA Lampung Tengah. Pak Azwir adalah seorang anggota DPRD Lampung yang ingin mencalonkan diri lagi menjadi anggota Legislatif.
Kami naik mobil Kijang dari Bandar Lampung. Saya, Ibu Tuti, Pak Nas, dan 1 teman bersama sopir. Di perjalanan tiba-tiba saya mendengar suara braaakk, yang diiringi dengan menggelindingnya ban mobil kea rah jalan. Ban mobil siapa? Ternyata ban mobil kami. Ban terus menggelinding ke depan. Untungnya dari arah depan tidak ramai lalu lintasnya. Ada dua sepeda motor yang sempat menghindar ketika roda itu menggelinding. Lalu kami berhenti dan sopir mencari bannya. Dari arah depan sebuah trailer berhenti di dekat mobil kami, dan dari mobilnya ia mengeluarkan ban. “Ini ban Anda,” kata keneknya sambil menyerahkan ban. Ia menceritakan kalau ban kami menggelinding dan masuk ke bawah kolong trailernya dan terseret oleh mobilnya.


Lukisan dari Bawah Sadar
Di Medan ada seorang wanita peserta pelatihan brain power yang menemui saya setelah pelatihan selesai. Dia menceritakan kebiasaannya yang aneh yakni menciptakan lukisan orang yang didorong oleh petunjuk dari dalam dirinya. Ia ingin sekali memamerkan lukisan yang ia percaya keluar dari bawah sadarnya. Berdasarkan yang saya pelajari, wanita ini adalah indigo, ia dapat melihat mahkluk-makhluk asing yang orang lain tidak bisa melihatnya. Kemudian ia mencoba melukisnya. Sayang saya tidak bisa membantu menciptakan sebuah pameran untuk memamerkan lukisannya. Masalahnya, walaupun saya pernah menjadi HRD di sebuah perusahaan pameran dan lelang lukisan bertaraf internasional, saya pesimis karyanya bisa disertakan. Syarat untuk terjual di pameran, sebuah lukisan harus hasil karya pelukis ternama yang sudah punya nama.

Gadis Indigo

Ketika saya menyinggung istilah indigo dalam sebuah pelatihan brain power di Batam, seorang ibu menceritakan kalau anak yang ikut di sebelahnya dalam pelatihan saya seorang yang indigo. Ia bisa melihat mahkluk-mahkluk yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Ia bertanya apakah mahkluk itu benar ada atau tidak. Setahu saya, sebagai umat beragama... mahkluk lain selain manusia ada, seperti jin. Jin bisa dilihat oleh orang-orang tertentu. Termasuk mungkin si gadis karena ia dianugerahi oleh Tuhan untuk dapat melihatnya. Tapi dari sisi psikologi, penampakan tersebut dianggap hanyalah halusinasi. Sepengetahuan saya seorang menjadi indigo sebelum ia bersia 6 tahun, setelah itu hilang. Anak indigo konon mengenal gelombang pikiran selain Betha, Alpha, Theta dan Delta. Salah satu ciri anak indigo adalah memiliki tidur yang lebih panjang, misalnya lebih dari 8 jam. Secara logika, gelombang Theta memang berada di dekat gelombang Deltha. Orang yang banyak tidur tentu mengalami banyak gelombang Theta, karena itu mereka sering menemukan pengalaman-pengalaman gaib. Yang sulit saya jawab adalah penyembuhannya, karena saya tidak banyak mempelajari referensi tentang indigo. Gadis itu menginspirasi saya untuk mencari tahu lebih banyak tentang indigo.

Dukun Pelet

Karena acara pelatihan di Jawa tidak jadi, maka saya memutuskan untuk berada di Batam sampai hari Minggu. Dan saya minta EO di Batam untuk mencoba mengadakan pelatihan hari Sabtu dan Minggu. Lalu kami memutuskan untuk pergi memberikan pelatihan di Tanjung Pinang. Untuk itu sehari sebelum hari pelatihan, EO saya harus mencoba memasarkan pelatihan itu di Tanjung Pinang. Kemudian sore harinya saya dan Agus (EO tersebut) berangkat ke Tanjung Pinang dengan mengendarai speed boad.
Uang kami tidak terlalu banyak, karena itu teman saya menawarkan saya untuk menginap di rumah temannya. “Tapi lebih baik kita tidur di rumah Rio saja, karena rumah temannya yang awalnya mau dituju tidak ada di rumah dan rumahnya jauh.” Rio adalah seorang teman yang baru dikenal Agus namun memiliki perhatian yang penuh terhadap masalah pikiran bawah sadar. “Rio ingin sekali bertemu dengan Bapak. Saya tidak bisa menjawab pertanyaannya tentang pikiran bawah sadar,” ujar Agus.
Kami pun sesampai di pelabuhan Tanjung Pinang menuju rumah Rio dengan bis. Menurut saya Rio ini orang yang luar biasa. Bayangkan, ia menunjukkan kepada saya setumpuk buku-buku tentang pikiran dan motivasi. “Saya tidak akan membeli buku kalau tidak ada kata pikiran bawah sadarnya,” ujar Rio. Ia bukan saja hapal judulnya tapi juga penulisnya. Semua buku-buku tentang pikiran bawah sadar itu dikeluarkannya, bahkan ada beberapa yang sudah kucel bahkan tak bersampul.
“Saya sudah habis puluhan juta rupiah pak untuk membeli alat pelet dari para dukun, tapi hasilnya tidak ada. Beberapa tahun lalu saya meninggalkan kebiasaan itu dan mengalihkannya untuk membeli buku-buku tentang pikiran,” ujarnya. Ia begitu semangat curhat tentang keingintahuannya tentang pikiran bawah sadar. Sampai jam 2 malam saat saya sudah terkatuk ia dengan semangat terus bertanya.
Esoknya ia mengikuti pelatihan saya. Dan apa yang terjadi setelahnya? Ia menelepon saya esok harinya. “Pak luar biasa.... setelah menerapkan ilmu bapak, saya langsung dapat dua cewek singapur.”

Guru Sertifikat
Lain padang lain belalangnya. Saya mengalami pengalaman yang cukup unik ketika melatih para guru di beberapa kota di Jawa. Di sebagian tempat, guru-gurunya begitu tekun mendengarkan presentasi saya tentang brain power, tapi di beberapa tempat yang lain seperti di Lumajang misalnya, ada beberapa guru yang setelah 2 jam seperti cacing kepanasan, pengen segera pulang dan mendapatkan sertifikat.
Tapi syukur Alhamdulillah karena kalaupun ada dari satu kelas, hanya ada sekitar 20% yang datang ke pelatihan terbiasa untuk mengejar sertifikat bukan pelatihannya. Tapi sebagian besar peserta saya lihat ada yang tekun mendengarkan pelatihan saya sampai selesai. Bahkan ada beberapa yang menganggap waktu pelatihan ini sangat pendek.
Memang saya menemukan ada kesalahan pemerintah dalam hal pemberian pelatihan. Para guru yang mau naik jabatan diharuskan mengikuti pelatihan-pelatihan. Makin banyak sertifikat yang mereka kumpulkan semakin besar kemungkinan mereka untuk meraih kenaikan pangkat atau golongan. Jadi wajar saja jika kemudian banyak sekali penyelenggara pelatihan yang kurang mengutamakan mutu pelatihannya, melainkan mengutamakan pengadaan sertifikat. Jadi tidak heran jika pelatihan yang ada banyak yang bersifat formal dan membosankan. Agar pelatihan itu berbobot maka yang diundang jadi pembicara adalah tokoh pendidikan, seperti yang pernah saya tahu mantan Mendiknas. Anda bisa bayangkan bagaimana rasanya mengikuti seminar formal dengan peserta pelatihan sampai 1000 orang.

Membalik Paradigma
Di Sintang Kalimantan Barat ada kebiasaan peserta pelatihan dibayar. Jadi pemerintah daerah di sana sempat kaget dan mentertawakan ketika perwakilan kami di sana, Pak Wawan, memiliki rencana menyelenggarakan pelatihan brain power dengan memungut bayaran dari peserta. “Kamu ada-ada saja Wan, mana ada orang mau datang ke pelatihan kalau disuruh bayar. Diberikan honor aja masih banyak yang tidak datang.
Penyelenggaraan pelatihan brain power di Sintang yang memungut bayaran Rp 100 ribu di Sintang ternyata sukses besar. Akademi Perawat Kesehatan Sintang bersedia mengirimkan 300 mahasiswanya. Kesadaran dari pimpinan Akper itulah kemudaian yang membuat Pak Wawan berani mendatangkan saya ke Sintang. Apalagi Pemda memberikan dukungan memberikan biaya transportasi PP dan hotel bagi saya.
Kehadiran 300 mahasiswa plus sekitar 50 masyarakat Sintang membuktikan bahwa DNA!COM dengan brain powernya mampu membalik paradigma bahwa masyarakat kita masih ada yang mau mendapatkan ilmu sekalipun mereka harus membayar.


Disuruh bayar mana mau?
Saya agak kasihan juga dengan EO saya di Jambi. Masalahnya mereka jauh hari mempersiapkan saya hadir di Jambi tapi salah strategi. Saya diundang ke Jambi untuk membawakan pelatihan brain power dasar dan preview mengenai DNA!COM di salah satu universitas di Jambi. Saya tahu bahwa namanya preview saya tidak akan dibayar. Tapi tidak ada masalah bagi saya, yang penting EO-nya bisa membayar akomodasi dan transportasi saya.
Begitu turun dari pesawat saya langsung ke universitas tempat di mana saya harus melakukan presentasi. Sambutannya cukup baik dari pihak senat. Tapi saya kaget karena di spanduk ditulis dalam 3 jam saya harus bisa menyampaikan materi tidak saja brain power, tapi juga rahasia mulai usaha dengan modal orang lain, dan cara melamar kerja, serta preview DNA!COM.
Terus terang saya bingung dan tidak tahu bagaimana semua materi bisa saya sampaikan dalam waktu 3 jam. Saya merasa tidak nyaman saat itu. Kalau saya sampaikan sekilas pasti mahasiswa itu kecewa, kalau saya sampaikan brain power saja mereka juga kecewa. Lalu saya ambil keputusan untuk meringkas semua materi pelatihan dalam waktu sangat singkat. Dan saya merasa tidak puas dengan apa yang telah saya lakukan.
Saya kecewa sekali ketika ketua senatnya berkata pada saya, “Pak di sini jangankan yang bayar, yang gratis pun mahasiswa di sini sulit mau datang ke seminar.” Saya Cuma berpikir, kalau SAR (sistem aktivasi retikular) di kepala ketua senat itu sudah negatif, bagaimana mungkin motivator mau datang ke Jambi.
Saya minta pada EO di Jambi agar lebih selektif dalam melakukan promosi agar tidak rugi materil dan moril.

Tidak ada komentar: