Sabtu, 09 Mei 2009

FEATURE




BUKTI HUKUM MEMBERI DAN MENERIMA

- Bambang Prakuso -





Kami melatih di Yayasan Himatta sudah lebih setahun. Sekalipun disponsori oleh sebuah bank, namun tidak berarti kami mendapatkan uang untuk itu. Sponsorship yang diberikan bank seluruhnya untuk biaya konsumsi anak-anak jalanan yang ada di Yayasan tersebut. Kami tidak pernah menanyakan berapa kami akan diberi untuk memberikan pelatihan itu. Kami juga tidak pernah berangan-angan setelah pulang kami akan diberikan honor. Kami begitu senang bisa diberi kesempatan melatih anak-anak jalanan itu. Bahkan secara pribadi saya bermimpi untuk bisa melatih para penyandang sosial seperti tuna susila dan orang-orang yang beraeda di penjara.


Pelatihan kami di Yayasan Himmata adalah pelatihan saya dan DNA dalam hitungan kurang dari 10. Kl gak salah ini pelatihan yang ke 6. Dan dari 6 pelatihan itu, hanya 1 yang kami dibayar yakni di sebuah CV. Tak apa-apa toh memang saya tak punya impian jadi motivator. Biaya hidup saya dan operasional DNA kami dapatkan dari pekerjaan saya sebagai HRD di sebuah perusahaan yang akhirnya saya tinggalkan.

Ikhlas adalah kepasrahan total. Ketika kita memberi, melakukan, mengerjakan sesuatu secara ikhlas dari lubuk hati yang dalam, maka kita akan mendapatkan keajaiban yang tidak di sangka-sangka datangnya. Jika itu sebuah pemberian maka Tuhan akan membalaskan langsung di dunia, jika itu sebuah perlakuan zalim dan kita ikhlas menerimanya maka laknat Tuhan akan datang pada orang yang menzalimi kita. Itulah yang saya alami.

Apa yang saya dapatkan dari pelatihan di Yayasan Himmata? Saya dapat sekeranjang buah yang diberikan pada saat akhir acara. Yang kedua, saya mendapatkan video lengkap jalannya acara pelatihan dari mulai awal sampai akhir yang diambil oleh salah seorang panitia dari sponsor, ketiga ganti ongkos Rp 150 ribu. Kami tidak pernah meminta, tapi kami diberi. Pemberian yang ikhlas.

Pemberian terbesar yang tak ternilai dari Yayasan Himmata adalah video itu. Video berdurasi sekitar 1 jam itu kami sunting menjadi 8 menit dan kami jadikan semacam klip promosi kami. Jelas sekali dalam klip itu Pak Siswandi (pimpinan yayasan) berkata "Kita bersama Pak Bambang akan keliling Jakarta dan seluruh Indonesia untuk mengubah mindset set bangsa Indonesia."

Siapa sangka doa anak-anak yatim, anak jalanan, anak terlantar tersebut segera direspon oleh Allah SWT. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan saya mulai mendapatkan panggilan melatih dari beberapa lembaga.... dan impian itu benar-benar menjadi kenyataan. Sampai hari ini saya dengan nama DNA telah keliling lebih dari 30 kota di seluruh Indonesia mulai dari Medan, Batam, Jambi, Lampung, sebagian besar kota di Jateng dan Jatim, NTB dan Sintang Kalimantan. Tidak saja yang komersil tapi juga yang non-komersil. Dalam setiap kali pelatihan untuk masyarakat menengah bawah saya tak pernah menetapkan honor. Bahkan seringkali saya tidak enerima apa pun bahkan beberapa kali malah nombok. Tapi tidak apa... ini konsekuensi dari impian saya untuk menurunkan angka kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan mentalitas negatif masyarakat Indonesia. Ingatlah ketika dream dibuat, main-main atau sungguhan, dia akan menjadi kenyataan.... seperti yang saya alami... ketika saya punya dream semacam itu... maka saya dihadapkan pada masyarakat bawah mulai dari gelandangan... saya juga harus melatih para pelajar, mahasiswa, para guru, pedagang ekonomi lemah, yang bukan saja jarang ikut pelatihan semacam ini tapi pada awalnya memiliki mindset negatif akan pentingnya sebuah pelatihan.***

Tidak ada komentar: